Dikisahkan dalam Kitab “Irsyadul ‘bad lil Isti’dad li Yaumil Ma’ad” karya Abdul Azis Muhammad Salman, suatu ketika Nabi Ya’qub memohon pada malaikat maut tentang satu hal,” Aku memohon agar berkenan memberitahu kalau ajalku sudah dekat.”
“Baiklah, jika ajalmu dekat, aku akan mengutus dua atau tiga utusan,” jawab malaikat maut.
Setelah beberapa waktu, malaikat maut mendatanginya. Ya’qub terperanjat.
Dengan nada gugup Nabi Ya’qub berkata, “Engkau datang hanya untuk mengunjungiku atau engkau akan mencabut ruhku?” Malaikat menjawab, “Aku datang kali ini untuk mangunjungimu sakaligus untuk mencabut ruhmu.”
Nabi Ya’qub protes. “Bukankah kau telah berjanji, ketika ajalku dekat kau akan mengutus dua atau tiga utusan?” Tanya Ya’qub.
“Apakah kau tak sadar, aku telah mengutus padamu tiga perkara, dan engkau merasakan dan melihat dengan mata kepalamu sendiri akan perubahan yang terjadi pada dirimu? Bukankah rambutmu sebelumnya berwarna hitam, kemudian setelah itu menjadi berubah? Bukankah sebelumnya badanmu kuat dan kokoh, hingga akhirnya sekarang menjadi lemah dan loyo? Bukankah sebelumnya tulang tubuhmu lurus, kemudian berubah bungkuk?” jawab malaikat.
Nabi Ya’qub lalu menyadari hal itu.
Malaikat maut kembali bertutur, “Ketahuilah, mereka adalah utusanku pada setiap anak Adam sebelum ajal menjemput.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar